IP ADDRESS AND SUBNETTING
TUGAS:PRAKTEK XI TKJ 1 –PERTEMUAN 1
BUATLAH RANGKUMAN tentang IP ADDRESS DAN SUBNETTING
Nama: Andre Abie Setiawan
Dejan Arya Lesmana
Kelas : XI TKJ 1
Job : 1
|
IP
ADDRESS
AND
SUBNETTING
|
Tanggal : Rabu 1 Agustus 2018
SK / KD : SUBNETTING
NILAI :
|
MATERI
: IP ADDRESS
A.Pengertian IP Address
B.Sejarah IP Address
C.Format penulisan IP Address
D.Jenis-jenis IP Address
E.Pembagian kelas IP Address
F. Address khusus
G.Aturan dasar pemilihan network ID dan host ID
H.Contoh-contoh IP address kelas A,B,C
(masing-masing 2)
Tentukan
mana network ID, Host ID dan Subnet Masknya.
MATERI:SUBNETTING
A.Pengertian Subnetting
B.Alasan melakukan Subnetting
C.Tujuan Subnetting
D.Fungsi Subnetting
E.Proses Subnetting
F.Mengenal teknik Subnetting
G.Aturan-aturan dalam membuat Subnetting
H.Perhitungan Subnetting
Jawab:
MATERI
: IP ADDRESS
A.
Pada dasarnya Internet Protocol Address atau biasa
disebut IP Address merupakan suatu deretan angka biner yang
disusun dengan kisaran antara 32 bit sampai dengan 128 bit dan digunakan sebagai
alamat identifikasi pada masing – masing komputer. Dalam ilmu jaringan komputer
penggunaan angka dengan 32 bit dipakai pada IP Address khusus versi IPv4
sedangkan untuk angka 128 bit untuk yang versi IPv6.Hadirnya versi IPv6 untuk
mengantisipasi jika IPv4 sudah kehabisan daya tampung mengingat kemajuan
teknologi yang tentunya mendorong juga semakin berkurangnya persediaan IP
Address untuk seluruh dunia. Semakin tinggi bit pada IP Address komputer anda
tentunya akan menghadirkan koneksi yang lebih cepat tentunya.Selain IP Address,
dalam jaringan komputer juga dikenal istilah DNS Server dan DHCP Server. Ketiga istilah berperan penting untuk
menunjang pemakaian komputer anda dalam suatu sistem jaringan. Biasanya pada
DHCP Server client akan menerima pengalamatan IP Address yang sudah disetting
secara otomatis. Sedangkan untuk DNS Server, penggunaan IP Address untuk
mensetting hanya pada Ipv4.
B.
1969 –
1989
·
IMP
(Interface Message Processor)
Adalah generasi pertama dari gateway
yang saat ini dikenal sebagai router. Digunakan untuk interkoneksi peserta ke
ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) dari akhir 1960-an
hingga 1989. Bisa dikatakan sebagai nenek moyang dari IP address, yang
terdokumentasi dengan nama RFC 1 (request for command). Berkapasitas 5
Bit address. Ada sebuah varian dari IMP yang disebut TIP yang menghubungkan
terminal dan bukan untuk jaringankcomputer. IMP digunakan di pusat ARPANET
sampai akhirnya dihentikan 20 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1989.
·
1977 –
1979
Bagaimana dengan IPv1, IPv2, IPv3?
Dalam RFC 791 IP didefinisikan versi
pertama yang digunakan sebagai Internet Protocol. RFC adalah sebuah memorandum
yang diterbitkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) menjelaskan
tentang metode, perilaku, penelitian, atau inovasi berlaku untuk kerja dari
Internet dan system yang terhubung di Internet. Dan ternyata bukan versi 1 tapi
versi 4!!, ini tentu saja mengartikan bahwa pada dasarnya protocol ini ada
versi sebelumnya. Terlepas dari benar-benar ada atau tidaknya, IP dibuat saat
fungsi-fungsinya terbagi dari TCP versi sebelumnya yang dikombinasikan antara
fungsi TCP dan Fungsi IP. TCP berkembang melalui tiga versi sebelumnya dan
terbagi dari TCP dan IP untuk versi keempat. Versi nomor 4 itu diaplikasikan
untuk TCP maupun IP untuk konsistensinya. Meskipun dari namanya mengisyaratkan
versi sebelumnya, namun IP versi 4 adalah yang pertama digunakan secara meluas
pada TCP/IP yang modern.
·
1981 –
sekarang
IPv4
Sebuah jenis pengalamatan jaringan
yang digunakan dalam protocol jaringan TCP/IP untuk komunikasi antar node-nya,
format alamat dalam Internet dinyatakan dalam nomor 32-bit (RFC1166) dan dibagi
atas 4 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 8-bit atau octet, yang
sekarang dinamakan Internet Protocol versi 4 yang masih digunakan sampai hari ini.
IPv5
Apa yang terjadi dengan IPv5?
Jawabannya adalah tidak ada. sengaja dilewati untuk menghindari kebingungan.
Masalah dengan versi 5 berhubungan dengan protokol TCP / IP eksperimental yang
disebut Internet Protocol Streaming, yang awalnya didefinisikan dalam RFC 1190,
Protokol ini bukanlah versi kelanjutan dari IPv4 melainkan dibuat sebagai
pelengkap IP untuk membawa traffic percakapan suara dan konferensi dengan
garansi delay dan bandwidth. Saya tidak mendapatkan informasi yang pasti untuk
tahun awal dikembangkan, namun kalau mengacu dari RFC1190 itu adalah tahun
1990.
·
1995 –
sekarang dan dimasa yang akan datang
IPv6
Seiring dengan pertumbuhan Internet
yang sangat pesat di seluruh dunia yang menyebabkan IPv4 dengan format 32-bit
tidak bisa lagi menampung kebutuhan pengalamatan internet setelah jangka 20
tahun kedepan. Dari hasil riset dan perhitungan pakar IETF menyebutkan
dengan hanya 32-bit format address hanya bisa menampung kurang lebih 4 milliar
host di dunia ini. Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas terbuka Internet
membuka diskusi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari format IP generasi
selanjutnya setelah IPv4, setelah pembahasan yang panjang, baru pada
tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460 IPv6 sebagai IP generasi berikutnya (Next
generation yang biasa disebut IPng) yang dapat menampung sekitar 340 milliar
trilliun bahkan lebih host address, bisa diibaratkan bila semua manusia di
dunia ini membutuhkan IP maka IPv6 itu juga belum akan habis (lebay sedikit J).
Pengembangan IPv6 ini sudah dilakukan banyak pihak diseluruh dunia seperti
Internet Service Provider, Internet Exchange Point, militer, dan Universitas.
C.
IP
address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik
setiap 8 bitnya. Setiap 8 bit kita sebut oktet. Dan dari 32 binary bit tersebut
terbagi lagi menjadi 4 oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai
berikut : xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini
mempunyai nilai tiap oktet diantara 0 sampai 255 dalam format desimal atau dari
00000000 sampai 11111111 dalam format binary. Notasi IP address dengan bilangan
biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4
bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih
dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan
nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format
biner
dan desimal :
dan desimal :
Jika pada sebuah oktet
semua angka biner bernilai 1, maka nilai desimal dalam oktet tersebut adalah
255. Cara konversi dari biner ke desimal, adalah dengan memperhatikan nilai
bit. Jika dilihat dari posisi bit, bit paling kanan memiliki nilai 2 pangkat 0.
Dan nilai pangkat ditambahkan untuk angka biner sebelah kirinya menjadi 2
pangkat 1. Terus dilanjutkan sampai bit paling kiri. Perhatikan gambarnya ya
temen2 :
Kita coba jabarkan IP address 172.16.254.1 ke
format biner. Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa satu IP address
terbentuk dari 32 bit, maka detailnya akan menjadi seperti dibawah ini :
D. IPv4 - Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4)
adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol
jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4 Panjang totalnya adalah 32
bit,secara realistis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau
tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia.
IPv6 - IPv6 dibuat untuk menjawab keterbatasan dari IPv4 yang hanya menggunakan 32 bit untuk menampung ip address di seluruh dunia, dengan bertambah banyaknya pengguna internet dari hari ke hari di seluruh dunia membuat IPv4 dinilai suatu saat akan mencapai batas maksimum yang dapat ditampungnya, untuk itulah IPv6 dengan total panjang 128 dibuat. Dengan kemampuannya untuk menampung jumlah IP yang lebih banyak dari IPv4 dinilai akan mampu menyediakan ip address pada pengguna jaringan internet di seluruh dunia yang semakin banyak.
Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) memiliki panjang total adalah128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia.
IPv6 - IPv6 dibuat untuk menjawab keterbatasan dari IPv4 yang hanya menggunakan 32 bit untuk menampung ip address di seluruh dunia, dengan bertambah banyaknya pengguna internet dari hari ke hari di seluruh dunia membuat IPv4 dinilai suatu saat akan mencapai batas maksimum yang dapat ditampungnya, untuk itulah IPv6 dengan total panjang 128 dibuat. Dengan kemampuannya untuk menampung jumlah IP yang lebih banyak dari IPv4 dinilai akan mampu menyediakan ip address pada pengguna jaringan internet di seluruh dunia yang semakin banyak.
Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) memiliki panjang total adalah128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia.
E.
Kelas A
Fungsi Kelas A adalah Jaringan yang berukuran sangat besar, yang pada tiap jaringannya terdapat sekitar 16 juta host.
Fungsi Kelas A adalah Jaringan yang berukuran sangat besar, yang pada tiap jaringannya terdapat sekitar 16 juta host.
Formatnya :
-Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
-Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
·
Bit pertama : 0
·
Panjang Network ID : 8
bit
·
Panjang Host ID : 24
bit
·
Byte pertama : 0 – 127
·
Jumlah : 126 kelas A
(0 dan 127 dicadangkan)
·
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
·
Jumlah IP : 16.777.214
IP address pada tiap kelas A
Kelas B
Fungsi Kelas B adalah jaringan dengan ukuran sedang-besar.
Fungsi Kelas B adalah jaringan dengan ukuran sedang-besar.
·
Format :
10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
·
2 bit pertama : 10
·
Panjang Network ID :
16 bit
·
Panjang Host ID : 16
bit
·
Byte pertama : 128 –
191
·
Jumlah : 16.384 kelas
B
·
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
·
Jumlah IP : 65.535 IP
address pada tiap kelas B
Kelas C
Fungsi kelas C adalah untuk jaringan berukuran kecil.
Fungsi kelas C adalah untuk jaringan berukuran kecil.
·
Format :
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
·
3 bit pertama : 110
·
Panjang Network ID :
24 bit
·
Panjang Host ID : 8
bit
·
Byte pertama : 192 –
223
·
Jumlah : 2.097.152
kelas C
·
Range IP : 192.0.0.xxx
sampai 223.255.255.xxx
·
Jumlah IP : 254 IP
address pada tiap kelas C
4. Kelas D
Fungsi kelas D digunakan untuk keperluan multicasting dan tidak mengenal adanya Net-ID dan Host-ID
Fungsi kelas D digunakan untuk keperluan multicasting dan tidak mengenal adanya Net-ID dan Host-ID
·
4 Bit Pertama : 1110
·
Byte Inisial : 224 – 247
5. Kelas E
Fungsi kelas D adalah ini digunakan untuk keperluan Eksperimental
Fungsi kelas D adalah ini digunakan untuk keperluan Eksperimental
·
4 Bit Pertama : 1111
·
Byte Inisial : 248 –
255
F. Adress Khusus
ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk keperluan host, address tersebut adalah :
ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk keperluan host, address tersebut adalah :
1.Network Address :
address ini digunakan untuk mengenal suatu network pada jaringan internet. tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet, router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana diagram tersebut harus dikirimkan analoginya.
address ini digunakan untuk mengenal suatu network pada jaringan internet. tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet, router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana diagram tersebut harus dikirimkan analoginya.
2. Broadcast Address :
address ini digunakan untuk mengirim / menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP adress dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, yaitu:
– IP adressnya yang bersifat Unix
– broadcast pada network dimana tempat itu berada.
jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi penting.
address ini digunakan untuk mengirim / menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP adress dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, yaitu:
– IP adressnya yang bersifat Unix
– broadcast pada network dimana tempat itu berada.
jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi penting.
3. Multicast Address :
kelas address A, B, C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram – datagram unicast, artinya datagram / paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain mengabaikannya. jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone ( Mbone ) .
kelas address A, B, C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram – datagram unicast, artinya datagram / paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain mengabaikannya. jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone ( Mbone ) .
G. Network
ID adalah sebuah bagian dari IP address dimana address tersebut menunjukan
bahwa di jaringan mana komputer tersebut berada. Sebagai contoh adalah IP
Address dengan alamat 192.168.10.1 maka network ID nya adalah 192.168.10
Host ID adalah IP address yang menunjukan workstation, server, router, laptop, handphone, smartphone dan semua host lain di dalam jaringan. IP host tergantung dengan kelas IP aadress yang digunakan, jika kita menggunakan IP Address kelas A maka Host ID nya adalah 24 bit ip address dari belakang, jika kita menggunakan kelas B maka ID Host nya adalah 16 bit ID dari belakang sedangkan jika kita menggunakan IP Address kelas C maka ID Hostnya adalah 8 bit paling belakang. Contoh IP Address dengan alamat 192.168.10.1 maka Host ID nya adalah 1.
Host ID adalah IP address yang menunjukan workstation, server, router, laptop, handphone, smartphone dan semua host lain di dalam jaringan. IP host tergantung dengan kelas IP aadress yang digunakan, jika kita menggunakan IP Address kelas A maka Host ID nya adalah 24 bit ip address dari belakang, jika kita menggunakan kelas B maka ID Host nya adalah 16 bit ID dari belakang sedangkan jika kita menggunakan IP Address kelas C maka ID Hostnya adalah 8 bit paling belakang. Contoh IP Address dengan alamat 192.168.10.1 maka Host ID nya adalah 1.
Baca
Juga" Pengertian,
Fungsi dan Macam Address Khusus pada Jaringan Komputer
Aturan Penulisan Network ID dan Host ID
Adapun untuk menetukan Network ID dan Host ID tidak bisa dilakukan sembarangan, ada aturan tertentu yag harus dipatuhi. Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan :
1. Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
2. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
Baca Juga" IP Address IPv6 - Pengertian, Fungsi dan Keunggulan IPv6 dalam Jaringan Komputer
3. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
4. Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
Aturan Penulisan Network ID dan Host ID
Adapun untuk menetukan Network ID dan Host ID tidak bisa dilakukan sembarangan, ada aturan tertentu yag harus dipatuhi. Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan :
1. Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
2. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
Baca Juga" IP Address IPv6 - Pengertian, Fungsi dan Keunggulan IPv6 dalam Jaringan Komputer
3. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
4. Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
H.
IP Address
merupakan konsekuensi dari penerapan Internet Protocol untuk mengintegrasikan
jaringan komputer Internet di dunia. Seluruh host (komputer) yang terhubung ke
Internet dan ingin berkomunikasi memakai TCP/IP harus memiliki IP Address
sebagai alat pengenal host pada network. Secara logika, Internet merupakan
suatu network besar yang terdiri dari berbagai sub network yang terintegrasi.
Oleh karena itu, suatu IP Address harus bersifat unik untuk seluruh dunia.
Tidak boleh ada satu IP Address yang sama dipakai oleh dua host yang berbeda.
Untuk itu, penggunaan IP Address di seluruh dunia dikoordinasi oleh lembaga
sentral Internet yang di kenal dengan IANA – salah satunya
adalah Network Information Center (NIC) yang menjadi koordinator utama di
dunia
IP address dibagi menjadi 3 kelas A, Kelas B, dan Kelas C.
·
Apa bisa
dalam pemakai IP address 3 kelas (A, B, dan C) digubungkan?
Jika bisa bagaimana caranya?
Jika tidak mengapa?Berikut ini cara cara untuk menjawab pertanyaan berikut……
Kelas A
IP address kelas A terdiri dari 8 bit untuk network ID dan sisanya 24 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas A digunakan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar JJ. Pada bit pertama berikan angka
Jika bisa bagaimana caranya?
Jika tidak mengapa?Berikut ini cara cara untuk menjawab pertanyaan berikut……
Kelas A
IP address kelas A terdiri dari 8 bit untuk network ID dan sisanya 24 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas A digunakan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar JJ. Pada bit pertama berikan angka
·
0 sampai
dengan 127. (0-127)
Karakteristik IP Kelas A
Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 0
NetworkID : 8 bit
HostID : 24 bit
Bit Pertama : 0 -127
Jumlah : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x
Jumlah IP : 16.777.214
Misalnya IP address 120.31.45.18 maka
Network ID = 120
HostID = 31.45.18
Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 0
NetworkID : 8 bit
HostID : 24 bit
Bit Pertama : 0 -127
Jumlah : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x
Jumlah IP : 16.777.214
Misalnya IP address 120.31.45.18 maka
Network ID = 120
HostID = 31.45.18
·
Untuk
Subnetmask =255.0.0.0
·
Jadi IP
address di atas mempunyai host dengan nomor 31.45.18 pada jaringan 120
Kelas B
IP address kelas B terdiri dari 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host yang tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama berikan angka 10, sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (128 – 191).
IP address kelas B terdiri dari 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host yang tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama berikan angka 10, sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (128 – 191).
Karakteristik IP Kelas B
Format : 10NNNNNN..NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Bit Pertama : 128 -191
Jumlah : 16.384
Range IP : 128.1.x.x – 191.155.x.x
Jumlah IP : 65.532
Misalnya IP address 150.70.45.18 maka
Network ID = 150.70
HostID = 60.56
Format : 10NNNNNN..NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Bit Pertama : 128 -191
Jumlah : 16.384
Range IP : 128.1.x.x – 191.155.x.x
Jumlah IP : 65.532
Misalnya IP address 150.70.45.18 maka
Network ID = 150.70
HostID = 60.56
·
Untuk
Subnetmask =255.255.0.0
·
Jadi IP
di atas mempunyai host dengan nomor 60.56 pada jaringan 150.70
Kelas C
IP address kelas C terdiri dari 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan untuk ukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Biasanya ini terdapat dalam Warnet-Warnet maupun sebuah sekolah. Pada 3 bit pertama berikan angka 110 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (192 – 223).
IP address kelas C terdiri dari 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan untuk ukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Biasanya ini terdapat dalam Warnet-Warnet maupun sebuah sekolah. Pada 3 bit pertama berikan angka 110 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (192 – 223).
Karakteristik IP Kelas C
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit Pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Bit Pertama : 192 – 223
Jumlah : 16.384
Range IP : 192.0.0.x.x – 223.255.255.x.x
Jumlah IP : 254 IP
Misalnya IP address 192.168.1.1 maka
Network ID = 192.168.1
HostID = 1
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit Pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Bit Pertama : 192 – 223
Jumlah : 16.384
Range IP : 192.0.0.x.x – 223.255.255.x.x
Jumlah IP : 254 IP
Misalnya IP address 192.168.1.1 maka
Network ID = 192.168.1
HostID = 1
·
Untuk
Subnetmask =255.255.255.0
MATERI:SUBNETTING
A. Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan
besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID
pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik
memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya
dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas
C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
B. Mengalokasikan IP address yang terbatas
supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B,
dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk
host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari
254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki
host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254
device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma
sekitar 10 ribuan IP address.
Alasan
kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device,
mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan
memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan
network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical
network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network
harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network
biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan
lebih kecil – dari Class C address.
C.
Tujuan dari
subnetting adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal
untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C
saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2. Membagi satu kelas network atas sejumlah
subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil.
3. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam
satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu
jaringan atau tidak.
4. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware
dengan topologi fisik jaringan.
5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam
sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan
media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap
network memiliki address network yang unik.
7. Meningkatkan security dan mengurangi
terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
D.
Fungsi
subnetting antara lain sbb:
1.
Mengurangi
lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan
bertabrakan (collision) atau macet.
2.
Teroptimasinya
unjuk kerja jaringan.
3.
Pengelolaan
yang disederhanakan.
4.
Membantu
pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,
E.
Untuk
melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :
1.
Menentukan
jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
2.
Menentukan
jumlah host per subnet.
3.
Menentukan
subnet yang valid.
4.
Menentukan
alamat broadcast untuk tiap subnet.
5.
Menentukan
host – host yang valid untuk tiap subnet.
F.
Misalkan
disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting
maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah
jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network
Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan
diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah
network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita
akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini
berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan
menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network
Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
G. Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana
kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana
saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana
yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl
Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai
menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa
Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang).
SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb :
SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb :
1. Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu
jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.
2. Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask.
3. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
2. Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask.
3. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
H.
Penghitungan
subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan
cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu:
·
Jumlah
Subnet.
·
Jumlah
Host per Subnet.
·
Blok
Subnet.
·
Alamat
Host- Broadcast.
Penulisan
IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan
bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain,
subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang
diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Komentar
Posting Komentar